Salah satu klub kuat di Indonesia yang berdomisili di daerah ibukota yakni Persija Jakarta, klub yang menjadi pujaan bagi The Jak Mania. Klub yang identik dengan warna orange ini, sangat mendapatkan perhatian besar dari mantan gubernur DKI Jakarta, Bang Yos. Bang Yos, begitu sapaan akrab Sutiyoso pada tahun 1997 juga merupakan aktor dibalik pergantian warna kebesaran Persija dari merah ke oranye.Kelompok pendukungnya bernama The Jakmania.
Sejarah Persija Jakarta
Persija (singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) adalah sebuah klub sepakbola Indonesia yang berbasis di Jakarta. Persija saat ini berlaga di Liga Super Indonesia.
Persija didirikan pada 28 November 1928, dengan cikal bakal bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ). VIJ merupakan salah satu klub yang ikut mendirikan Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan keikutsertaan wakil VIJ, Mr. Soekardi dalam pembentukan PSSI di Societeit Hadiprojo Yogyakarta, Sabtu 19 April 1930. Pada tahun 1950 VIJ resmi mengganti namanya menjadi Persija Jakarta.
Pada zaman Hindia Belanda, nama awal Persija adalah VIJ (Voetbalbond Indonesische Jacatra). Pasca-Republik Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan, VIJ berganti nama menjadi Persija (Persatuan sepak bola Indonesia Jakarta). Pada saat itu, NIVU (Nederlandsch Indisch Voetbal Unie) sebagai organisasi tandingan PSSI masih ada. Di sisi lain, VBO (Voetbalbond Batavia en Omstreken) sebagai bond (perserikatan) tandingan Persija juga masih ada.
Terlepas dari takdir atau bukan, seiring dengan berdaulatnya negara Indonesia, NIVU mau tidak mau h
arus bubar. Mungkin juga karena secara sosial politik sudah tidak kondusif (mendukung). Suasana tersebut akhirnya merembet ke anggotanya, antara lain VBO. Pada pertengahan tahun 1951, VBO mengadakan pertemuan untuk membubarkan diri (likuidasi) dan menganjurkan dirinya untuk bergabung dengan Persija. Dalam perkembangannya, VBO bergabung ke Persija. Dalam turnamen segitiga persahabatan, gabungan pemain bangsa Indonesia yang tergabung dalam Persija “baru” itu berhadapan dengan Belanda dan Tionghoa. Inilah hasilnya: Persija (Indonesia) vs Belanda 3-3 (29 Juni 1951), Belanda vs Tionghoa 4-3 (30 Juni 1951), dan Persija (Indonesia) vs Tionghoa 3-2 (1 Juli 1951). Semua pertandingan berlangsung di lapangan BVC Merdeka Selatan, Jakarta.
2.Persebaya Surabaya
Persebaya didirikan pada 18 Juni 1927 dengan nama Soerabhaiasche Indonesische Voetbal Bond [SIVB]. Tim kota Pahlawan ini juga turut berperan dalam pendirian PSSI. Pada tahun 1943 SIVB berganti nama menjadi Persibaja [Persatuan Sepakbola Indonesia Soerabaja].
Tahun 1960, nama Persibaja diubah menjadi Persebaya [Persatuan Sepakbola Surabaya], dan menjadi salah satu raksasa bersama Persib dan Persija. Prestasi gemilang terus terjaga ketika PSSI menyatukan klub Perserikatan dan Galatama dalam kompetisi bertajuk Liga Indonesia sejak 1994.
Selain ulah suporternya, Persebaya juga selalu diwarnai kontroversi. Saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada tahun 1988, Persebaya pernah memainkan pertandingan yang terkenal dengan istilah 'sepakbola gajah', karena mengalah kepada Persipura Jayapura 12-0 untuk menyingkirkan saingan mereka PSIS Semarang. Taktik ini membawa hasil, dan Persebaya berhasil menjadi juara.
Pada Liga Indonesia 2002, Persebaya melakukan aksi mogok tanding saat menghadapi PKT Bontang dan diskors pengurangan nilai. Kejadian tersebut menjadi salah satu penyebab terdegradasinya Persebaya ke divisi I.
Tiga tahun kemudian atau tahun 2005, Persebaya menggemparkan publik sepak bola nasional saat mengundurkan diri pada babak delapan besar sehingga memupuskan harapan PSIS dan PSM untuk lolos ke final.
Atas kejadian tersebut Persebaya diskors 16 bulan tidak boleh mengikuti kompetisi Liga Indonesia. Namun, skorsing direvisi menjadi hukuman degradasi ke Divisi I Liga Indonesia.
3.Persib Bandung
Ketika pertama kali didirikan sekitar tahun 1923, Persib dikenal dengan nama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond [BIVB] yang merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan di luar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB [Persebaya], MIVB [sekarang PPSM Magelang], MVB [PSM Madiun], VVB [Persis Solo], PSM [PSIM Yogyakarta] turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia, yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung [PSIB] dan National Voetball Bond [NVB]. Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepakbola yang dimotori orang-orang Belanda, yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken [VBBO]. Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib, dan dianggap perkumpulan kelas dua. Persib memenangkan perang dingin dan menjadi perkumpulan sepakbola satu-satunya di Bandung dan sekitarnya.
Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan Sidolig pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding, yakni Lapangan UNI dan Sidolig [kini Stadion Persib], dan Lapangan Sparta [kini Stadion Siliwangi].
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik junior maupun senior.
4.Persipura Jaya Pura
Persatuan
Sepakbola Indonesia Jayapura atau disingkat Persipura Jayapura,
adalah sebuah klub sepakbola profesional Indonesia yang bermarkas
di Jayapura, Papua. Saat ini tim berjuluk "Mutiara Hitam" merupakan
salah satu kontestan Superliga 2010/11.
Meski telah cukup lama berdiri, prestasi tim asal Papua ini baru mulai terlihat di era sepakbola semi-profesional. Tepatnya setelah tampil sebagai juara Liga Indonesia 2005.
Maklum saja karena di era Perserikatan, Persipura hanya mampu menjadi runner-up pada musim 1980.
Meski telah cukup lama berdiri, prestasi tim asal Papua ini baru mulai terlihat di era sepakbola semi-profesional. Tepatnya setelah tampil sebagai juara Liga Indonesia 2005.
Maklum saja karena di era Perserikatan, Persipura hanya mampu menjadi runner-up pada musim 1980.
Memasuki era sepakbola profesional dengan digulirkannya Superliga pada musim 2008/09, tim asal Papua ini menunjukkan penampilan lua biasa. Itu seiring dengan semakin membaiknya penampilan beberapa pemain lokal binaannya, ditunjang kehadiran pemain asing berkualitas.
Bisa ditebak, skuad yang saat ini dipimpin pelatih Jacksen F Tiago asal Brasil ini bisa terus melaju hingga menapaki tangga juara. Bahkan kepastian menjadi yang terbaik itu mereka peroleh ketika kompetisi masih menyisahkan beberapa laga. Itu seiring dengan rontoknya beberapa tim papan atas yang menjadi pesaing.
Namun di Superliga 2009/2010,Tim yang berjuluk "Mutiara Hitam" ini hanya mampu finish di urutan 2 atau biasa kita kenal Runner up, tapi itu Prestasi yang cukup membanggakan karena di musim tersebut Persipura harus melakoni 3 Turnament seperti ISL,Piala Indonesia dan Liga Champions Asia (LCA).
Di Superliga 2010/2011 ini,Persipura tidak banyak merombak tim,85% Pemain lama dipertahankan dan mendatangkan beberapa Pemain baru seperti Zah Rahan dari SFC,Yoo Chun Hoo dari Dejan Citizen (Korsel),Rahmat Rivai dari SFC,Hamka Hamzah dari Persisam,Titus Bonay dari Persiram Raja Ampat dan Marko Baikay dari Persipura Junior. Tak heran dengan skuad baru ini pelatih Jackson Tiago langsung menargetkan mengembalikan tahta Superliga yang mereka rebut di era 2008/2009.
Yang turut membanggakan dimusim ini dikarenakan Boaz Solossa berhasil menyempurnakan kemenangan Persipura dimusim ini setelah terpilih sebagai pemain terbaik dan Top Scorer Liga Super Indonesia 2010/2011.
5.Sriwijaya FC
Sriwijaya Football Club (Sriwijaya FC)
merupakan klub professional asal Palembang Sumatera Selatan. Persijatim
Jakarta Timur adalah asal muasal klub ini, sejak dimiliki oleh PT
Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), klub ini dialihkan ke Palembang dan
berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Klub yang menggunakan Stadion Gelora
Sriwijaya Jakabaring Palembang sebagai kandangnya ini memiliki julukan
Laskar Wong Kito. Adapun fans fanatiknya diantaranya S-Mania, Singa
Mania dan Sumselmania.
Sejak berubah nama menjadi Sriwijaya FC
dan dikelola secara professional oleh swasta, prestasi tim ini menjadi
luar biasa, dibawah asuhan pelatih legendarisnya yakni Rahmad Darmawan
(musim 2010/2011 diganti Ivan Kolev), Sriwijaya FC berhasil menjadi
juara Juara Liga Indonesia tahun 2008 dan secara gemilang meraih hatrick
juara Piala Indonesia (Copa Indonesia) tiga musim berturut-turut 2008,
2009 dan 2010. Adapun tahun 2010 ini, diawal kompetisi ISL 2010/2011,
Sriwijaya FC berhasil menjadi Juara Piala Antar Pulau (Inter Island Cup)
2010 yang merupakan gelaran pertama turnamen pemanasan resmi ala PSSI
ini.
ko Persija di urutan ke 1 ? :p aneh
BalasHapus