Dalam usia yang masih muda, Andik Vermansyah memanggul beban yang tak
ringan di Persebaya Surabaya. Kebintangannya membawa konsekuansi besar
bahwa ia menghadapi tekanan sangat besar di setiap pertandingan.
Seperti kala menghadapi Negeri Sembilan FC, ia menjadi pemain yang
paling sering dilanggar dan bahkan menjadi sasaran tebas pemain bertahan
tuan rumah. Situasi ini membuat miris karena Andik sejatinya masih
terlalu muda untuk menerima tekanan seperti itu.
Manajer Persebaya Saleh Hanifah mengakui Andik kerap menjadi sasaran
jegal lawan baik kala memperkuat Persebaya maupun tim nasional (timnas).
Walau sejauh ini tekanan belum berakibat buruk pada pemain mungil ini,
namun Saleh mengaku was-was dengan apa yang dilakukan lawan kepada
Andik.
"Sebenarnya ini situasi yang sulit. Kualitas Andik sangat dibutuhkan
Persebaya dan timnas, jadi tak mungkin mengurangi jam terbangnya. Namun
kami juga sering khawatir ia terlalu besar mendapat tekanan di usianya
yang masih muda. Saya berharap ia tidak mengalami hal negatif dan
kariernya bisa sukses," tukas Saleh Hanifah.
Ia menambahkan, proteksi sebenarnya bisa dilakukan melalui sang pengadil
di lapangan. Yakni dengan memberikan peringatan tegas kepada pemain
yang menjurus kasar ke pemain seperti Andik. Namun Saleh masih
pesimistis itu bisa dilakukan wasit di Indonesia.
Perlindungan kepada pemain sejauh ini masih belum dianggap penting.
Masing-masing wasit mempunyai parameter berbeda soal kasar atau tidaknya
pemain di lapangan. Dengan situasi seperti itu, kata Saleh, Persebaya
hanya tinggal berharap Andik tidak sampai terkena dampak buruk.
"Syukurlah sampai sekarang Andik bisa menjaga kondisinya dan saya
pribadi berharap dia tidak terlalu sering cedera. Kalau memproteksi
Andik dengan jarang menurunkan dia, kayaknya tidak mungkin karena
kemampuannya sangat jelas dibutuhkan tim maupun timnas," tambah Saleh.
Belakangan, seiring dengan pamornya yang berkilau, Andik menjadi sorotan
utama kala Bajul Ijo atau timnas bertanding. Bagi pemain lawan, pemain
asli didikan Persebaya tersebut masuk daftar teratas sosok yang harus
dihentikan. Itu juga berlaku di kandang Negeri Sembilan FC.
Saat Andik menguasai bola, dua pemain lawan langsung merubungnya dan tak
jarang melakukan pendekatan fisik. Sejauh ini Persebaya masih cukup
beruntung karena pemain yang bisa berposisi gelandang serang maupun
striker itu mempunyai ketahanan fisik bagus, sehingga tak rentan cedera.
Asisten Pelatih Persebaya Ibnu Grahan menilai tekanan yang diterima
Andik memang wajar karena ia adalah pemain yang paling menonjol. Ibnu
juga sadar tidak adanya proteksi yang memadai untuk melindungi dia dari
tekanan fisik yang diberikan lawan.
"Fisiknya sangat bagus dan tidak rentan cedera. Tapi tetap saja kami
khawatir kalau itu dibiarkan terus. Kami hanya bisa berharap ia selalu
waspada dalam menerima tekanan seberat apa pun. Saya yakin kalau dia
semakin bagus, maka tekanan akan jauh lebih hebat," cetus Ibnu.
Selama mengikuti Indonesian Premier League (IPL), Andik Vermansyah belum
pernah mengalami cedera serius. Cedera terakhir yang memaksanya
istirahat agak lama adalah ketika jelang seleksi timnas pada 2011 silam
atau sebelum IPL bergulir. Saat itu Andik mengalami cedera engkel kanan
saat ujicoba pra musim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar