Rabu, 11 September 2013

Sempat Rusuh, Persebaya 1927 Kalah

Persebaya 1927 harus menelan kekalahan saat tandang ke Palangkaraya menghadapi tuan rumah Persepar, Rabu (11/9/2013) sore tadi. Andik Vermansyah dan kawan-kawan tumbang dengan skor tipis 2-3.

Persebaya langsung menguasai pertandingan sejak menit awal babak pertama. Hasilnya, pada menit kedelapan, Andik Vermansyah berhasil menggetarkan jala Persepar. Keunggulan 1-0 membuat Arek-arek Persebaya kian bernafsu untuk menyerang.

Berbagai peluang yang diperoleh Persebaya, selalu menemui jalan buntu. Skor 1-0 untuk Persebaya bertahan hingga turun minum.

Pada babak kedua, Persepar berhasil membalas lewat penyerang Emile Mbamba. Namun skor imbang tak bertahan lama setelah Han Jiho membuat anak asuh Fabio Oliviera kembali unggul dengan skor 2-1. Sayang keunggulan Persebaya harus ternodai setelah Persepar mendapat penalti.

Bola yang dieksekusi Mbamba sebenarnya dapat ditepis Dimas. Apes, bola muntah disambar salah satu pemain Persepar untuk kemudian dikonversi menjadi gol penyama. Gol kemenangan Persepar tercipta di menit ke-110 lewat penalti Antonio Teles.

Berdasarkan informasi yang diterima beritajatim.com, pertandingan berlangsung panas. Bahkan pada menit ke-75 laga harus terhenti karena pemain kedua kubu terlibat cekcok. Puncaknya ketika bek Persebaya, Nur Fasta mendapat kartu merah dari wasit.

Fabio: Persebaya Dikerjai di Palangkaraya

Pelatih Persebaya, Fabio Oliviera mengaku kecewa dengan wasit yang memimpin pertandingan Persepar Palangkaraya kontra timnya, Rabu (11/9/2013) sore tadi. Fabio juga menyebut offisial Persepar mengintimidasi offisial Persebaya.

"Kita dikerjai habis-habisan disini. Kita dipukul oleh offisial tuan rumah. Kita juga dikerjai oleh wasit," aku Fabio ketika dihubungi beritajatim.com, Rabu malam.

Indisiden pemukulan offisial tuan rumah kepada offisial Persebaya terjadi ketika wasit menghentikan pertandingan saat babak kedua baru berjalan 30 menit. "Waktu itu ada keributan di lapangan. Biasa. Salah paham antar pemain. Lalu pertandingan dihentikan. Tiba-tiba panitia memukul kita," urai Fabio.

Pelatih asal Brasil ini lantas mengungkapkan bahwa manajer Persebaya, Saleh Hanifah menjadi korban atas insiden itu. Hanya saja Fabio tak menjelaskan separah apa kondisi Saleh.

Tak hanya diintimasi, menurut Fabio, Persebaya dikerjai habis-habisan oleh wasit. Dua penalti untuk Persepar menjadi bukti bagaimana ketidakberesan kepemimpinan wasit. "Pertandingan harusnya berakhir 2-2. Tapi hingga lapangan sampai gelap, wasit tidak mau akhiri pertandingan," ceritanya.

"Lalu, pada menit ke-110 ada pemain Persepar yang melakukan diving. Wasit lalu berikan penalti kedua untuk tuan rumah. Setelah Teles menendang dan gol, pertandingan selesai," tutup Fabio.