Rabu, 14 Maret 2012

Musim Amaral Bersama Persebaya Sudah Berakhir

Meski musim Indonesian Premier League (IPL) 2011-2012 masih menyisakan hampir setengah musim kompetisi, namun bagi Amaral musim ini sudah habis. Cedera gelandang Persebaya IPL itu divonis parah dan harus memakan waktu penyembuhan sekitar 9 bulan ke depan.

Berdasarkan hasil dua kali tes radiologi, didapati pemain yang pernah merumput di Serie A bersama Fiorentina itu harus menjalani operasi di Jakarta. Cedera itu didapatkannya kala Persebaya menaklukkan Arema Indonesia di gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu.

"Kelihatannya ia harus beristirahat lama. Harus operasi," terang manajer Persebaya, Saleh Hanifah.

Hal senada disampaikan fisioterapis Persebaya IPL, Muhammad Nizar Lubis, mewakili tim dokter klub itu. "Cederanya cukup serius dan butuh waktu yang lama, sekitar sembilan bulan. Ini sudah saya laporkan ke pelatih dan manajemen," terangnya.

Bukan saja musimnya habis, diperkirakan karir Amaral sebagai pesepak bola profesional juga bakal tamat. Karena saat ini ia sudah menginjak usia 39 tahun. Sebuah usia yang sudah dianggap terlalu tua untuk pesepak bola.

Belum dipastikan bagaimana kontrak pemain bernama lengkap Alexandre da Silva Mariano tersebut di Persebaya. Akan diputus kontrak dan Persebaya akan mencari pemain asing di bursa transfer tengah musim yang akan ditutup 18 Maret nanti atau tidak, semuanya masih menjadi teka-teki.

Namun Persebaya mengaku akan tetap bertanggung jawab dengan cedera Amaral tersebut. "Dia kan mengalami cedera saat membela Persebaya. Jadi kita akan bertanggungjawab dan tetap menanganinya," tegas Saleh.

Cedera Paksa Amaral Tinggalkan Persebaya

Asa Alexandre da Silva Mariano, alias Amaral, memberi kenangan manis pada Persebaya gagal kesampaian. Gelandang asal Brazil ini harus tinggalkan lapangan lebih awal akibat cedera lutut parah yang dideritanya.

Pemain berusia 39 tahun ini harus beristirahat hingga akhir musim.

"Cedera lutut dari Amaral cukup serius. Sehingga untuk penyembuhan butuh waktu yang lama, kurang lebih sembilan bulan. Ini sudah saya laporkan ke pelatih dan manajemen," kata dokter tim Persebaya, dr Heri Siswanto.


Manajer Persebaya, Saleh Hanifah membenarkan jika masa penyembuhan Amaral membutuhkan waktu cukup panjang. "Kelihatannya ia harus beristirahat lama. Harus operasi," kata Saleh.

Amaral mengalami cedera lutut kanan. Cedera itu didapat saat pertandingan lawan Arema. Ia harus ditarik keluar menit ke-45 dan digantikan Rendi. Untuk Amaral, tim medis Persebaya sudah dua kali melakukan tes radiologi agar tak salah mengambil sikap soal cedera Amaral.

Meski cedera, bukan berarti manajemen Persebaya lepas tangan terhadap penanganan eks pemain Fiorentina ini. "Dia kan mengalami cedera saat membela Persebaya. Jadi kita akan bertanggungjawab dan tetap menanganinya," ucap Saleh. Amaral sendiri saat ini masih menjalani perawatan di Jakarta.

Sempat diragukan, Amaral berhasil menunjukkan konsistensi permainanya. Bersama Taufiq dan Mario Karlovic, ketiganya bahu membahu untuk menjaga sektor tengah Persebaya. Tak hanya itu, meski usianya hampir mencapai kepala empat, tapi stamina Amaral patut diacungi jempol. Sebab fisiknya masih bugar dan prima.

Bonek akan Gelar Aksi Duka Cita untuk Korban Penyerangan

Untuk mengungkapkan kedukaan yang mendalam atas meninggalnya 5 suporter Persebaya di Lamongan, bonek berencana akan menggelar aksi. Mereka akan beraksi di depan Gedung Negara Grahadi untuk menunjukkan kejengkelan atas sikap polisi yang terkesan tak serius menyelesaikan kasus kematian bonek.

Menurut informasi yang berhasil dihimpun detiksurabaya.com, massa bonek akan mulai melakukan longmarch pukul 10.00 WIB dari kawasan Gramedia Expo menuju Taman Apsari. Massa juga akan mengenakan kostum atau pakaian hitam 'Bonek' dan baju hijau dengan pita hitam dipasang di lengan kiri.

"Kami akan longmarch mulai pukul 10.00 WIB di Gramedia Expo menuju Taman Apsari," kata salah satu koordinator bonek, Siti Nasyi'ah saat dikonfirmasi, Rabu (14/3/2012).

Aksi turun ke jalan ini, lanjutnya, akan diikuti oleh bonek gabungan. Tanpa diundang, bonek bahkan memiliki inisiatif dan spontanitas akibat kejadian naas yang menimpa bonek di Lamongan.

Para suporter Persebaya ini mengaku benar-benar berduka. Bagaimana tidak, 5 bonek meninggal dunia, dua bonek sedang dirawat ICU, beberapa ada yang mengalami cacat permanen, serta ada pula yang hilang belum pulang.

Massa ingin polisi tegas dan serius mengungkap peristiwa tewasnya bonek di Lamongan yang diduga terjadi akibat adanya pelemparan bom molotov oleh LA Mania.

"Aksi kami tidak butuh banyak massa, yang penting pesan tersampaikan. Kami juga tidak mau mengganggu lalu lintas di sekitar lokasi aksi," terang perempuan yang akrab disapa Ita.

Dalam aksinya nanti, bonek berencana untuk mengumumkan hasil temuan Tim Pencari Fakta (TPF) atas kronologi sebenarnya peristiwa tewasnya 5 bonek saat menuju Bojonegoro pada Sabtu (10/3/2012) lalu

Catatan Sepak Bola-Tak Ada Tim Sepak Bola Seharga Nyawa”

KEMBALI kita disuguhi peristiwa yang membuat miris sekaligus prihatin.Di tengah prestasi dan kondisi sepak bola yang belum membaik,nyawa hilang dengan siasia. Sebuah harga yang tak setimpal untuk sebuah tim sepak bola.

Di dunia jurnalistik,terkenal istilah “Tak ada berita seharga nyawa”.Artinya, keselamatan tetap menjadi prioritas, sedahsyat apa pun sebuah berita.Nyawa tetap lebih berharga dibandingkan memburu berita hingga membahayakan diri sendiri,apalagi kehilangan nyawa. Saya kira istilah itu juga patut diterapkan di sepak bola Indonesia,“Tidak ada tim sepak bola seharga nyawa”.

Sebuah tim sepak bola akan selalu bangga melihat militansi dan fanatisme pendukungnya. Tapi,fanatisme bukan berarti harus membahayakan dan mengorbankan hidup seseorang. Terlalu sering kita mendengar suporter yang tewas saat mendukung timnya bertanding.Tapi,di Indonesia lain,suporter sering kehilangan nyawa bahkan saat mereka belum menyaksikan timnya di lapangan.Paling banyak mereka kehilangan nyawa di luar stadion.

Kenapa lagi-lagi Bonek? Ini perlu direnungkan dalam-dalam.Sudah waktunya semua membuka mata bahwa ada “sesuatu”dengan suporter Persebaya ini. Bonekharus dengan lapangan dada mengakui ada sesuatu yang harus diubah, terutama cara dan proses dalam mendukung timnya. Bonekyang mempunyai arti Bondo Nekat telah diterjemahkan secara mentah.Di pikiran anak-anak muda belasan tahun (usia ini yang sering menjadi korban), Bonekditerjemahkan sebagai suporter yang serbanekat.

Ada atau tidak ada uang tetap berangkat. Di sini sudah salah sejak awal.Tidak pernah ada pemahaman atau semacam edukasi kepada Bonekmuda tentang bagaimana seharusnya proses mendukung tim yang benar.Selama ini semua selalu memberikan pembenaran tentang efek yang telah dilakukan Bonek. Ada yang menyalahkan aparat,panitia pelaksana (panpel),dan pihak-pihak lain.

Sikap ini,menurut saya,justru menjerumuskan Boneksendiri.Bagi Bonek yang sudah paham,mungkin bisa berpikir logis dan tidak neko-neko.Tapi,bagaimana dengan Bonekbelasan tahun yang jalan pikirannya masih terlalu sederhana? Pemikiran sederhana itu akan terus mendatangkan efek berantai jika tidak segera diubah.Bonek-Bonekmuda yang terus tumbuh akan meniru pendahulunya.Mereka akan terus beranggapan bahwa Bonekitu ‘tidak harus bermodal’ atau nekat dalam situasi apa pun.

Jika dibiarkan terus begini, percuma juga rasa prihatin kita sekarang ini. Inilah saatnya Bonekmembutuhkan revolusi dalam arti demi kebaikan.Revolusi yang bermula dari semua pihak dan lingkungan.Sudah saatnya anak-anak muda yang militansinya masih mentah itu diberi pengertian bagaimana mendukung tim secara cerdas dan elegan.Jika hanya saling menyalahkan,kita semua salah.

Orang tua,guru,teman,pihak klub, semua bertanggung jawab jika mencari siapa yang salah.Tidak bisa kita mengubah perilaku suporter hanya dengan mengubah nama Bonek.Saya pikir itu bukan sebuah solusi terbaik karena yang dibutuhkan adalah pemahaman sebagai seorang suporter yang cerdas. Saat beberapa komunitas suporter berupaya mencari simpati publik dengan perilaku positif,Bonekmasih disibukkan dengan cara mendukung tim tanpa harus mengeluarkan uang.

Pekan lalu,Bonek berdemo menuntut salah satu tokoh televisi swasta meminta maaf karena ucapannya dinilai menyudutkan Bonek.Hanya berselang beberapa hari,lima Bonek kehilangan nyawa dan lainnya justru melakukan kerusuhan dan penjarahan di Kota Bojonegoro. Apakah saya harus menyebut mereka yang rusuh itu dengan kata oknum? Tidak. Bagi saya,pemakaian kata oknum hanya untuk mencari kambing hitam dan upaya pembenaran.

Boneksejati,menurut saya, harus gentleman,introspeksi,dan tidak mencari pembenaran dari situasi ini. Dengan komunitas yang demikian besar dan menjadi salah satu suporter paling beken di republik ini,Bonekselayaknya menjadi leader bagi suporter-suporter lain. Bonekharus lebih terdidik dan bisa mendidik generasi muda yang masih mentah dalam mengejawantahkan arti sebuah militansi

Badai Cedera Bledug Ijo Semakin Hebat

Mimpi buruk apa yang dialami Pelatih Persebaya Surabaya Divaldo Alves? Saat berupaya membenahi tim dengan merekrut pemain baru,pada saat yang sama pemain lama bertumbangan karena dihantam cedera.

Badai cedera di Persebaya bukannya mereda,namun justru semakin hebat.Kabar terakhir, tiga pemain pilar kembali harus menjalani perawatan karena cedera selepas laga melawan Persibo Bojonegoro.Revalino Ardiles,Endra Prasetya,dan Jefri Prasetyo masuk daftar ini. Sebelumnya Persebaya sudah kehilangan Mario Karlovic yang cedera bahu dan Amaral.Khusus Amaral bahkan sudah divonis tidak bisa memperkuat Bledug Ijo hingga akhir musim karena cedera lutut yang diperolehnya kala menjamu Arema FC di Gelora Bung Tomo,dua pekan lalu. Cukup? Sama sekali belum.

Tiga pemain yang menunaikan tugas negara di tim nasional (Timnas) U-21,Andik Vermansyah,Miko Ardiyanto,dan Nur Fasta belum juga bergabung tim dan memerlukan waktu untuk memulihkan kondisinya. Praktis,Divaldo dipaksa sulit tidur karena situasi yang menghantam timnya. Manajemen pun geleng-geleng kepala dengan situasi yang sedang menimpa tim. Manajer Persebaya Saleh Hanifah menilai tim saat ini sedang dalam kondisi tak beruntung. Persoalan seakan datang ibarat penyakit komplikasi. Kalah menyakitkan dari Persibo,lima Bonekmania tewas,masih ditambah situasi tim yang rontok.

“Saya heran dengan situasi ini karena persoalan datang bersamaan.Namun,saya tetap berpikir positif,” ujarnya. Berpikir positif yang dimaksud adalah berharap situasi ini bisa lebih menciptakan kebersamaan di tim untuk bekerja keras secara bersamasama. Apalagi, akhir pekan ini Persebaya haus melakoni pertandingan kontra Bontang FC sebagai penutup putaran pertama IPL. “Saya masih percaya pelatih mempunyai solusi.Saat di Bojonegoro, kami juga tampil tidak komplet,tapi pemain bisa menunjukkan kualitas maksimal walau kalah.Kami akan bersama-sama menghadapi situasi buruk ini,”ujar Saleh,saat dihubungi kemarin.

Asisten Pelatih Persebaya Ibnu Grahan mengaku belum bisa memberikan perkirakan kapan pemain yang cedera itu sembuh.Dia hanya memastikan Amaral sudah harus absen hingga akhir musim dan Karlovic kemungkinan besar belum bisa turun saat melawan Bontang FC. Dengan hanya menyisakan tak lebih dari 18 pemain,Ibnu mengaku masih belum memikirkan strategi kontra Bontang FC nanti.Menurut dia,Divaldo dan staf pelatih masih terus memantau bagaimana kondisi tim dalam dua-tiga hari ke depan.

Sementara itu,informasi terkini yang berkembang,Persebaya rencananya bakal merekrut Noh Alam Shah,mantan striker Arema FC.Noh Alam Shah belum mendapatkan klub setelah mundur dari Arema dan pembicaraan kontrak dengan Persib Bandung tak juga menemui kata sepakat.

Noh Alam Shah Gabung Persebaya

Upaya manajemen untuk mendatangkan pemain baru untuk Persebaya terus dilakukan. Selasa (13/3/2012) kemarin, dua pemain asing dikabarkan mengikuti seleksi bersama Bajul Ijo.Kabarnya, satu dari pemain itu adalah eks striker Arema, Noh Alam Shah.

Manajer Persebaya, Saleh Hanifah membenarkan, tim pelatih akan menyeleksi dua pemain baru. "Ya. Insya Allah ada dua pemain asing. Mudah-mudahan cocok untuk Persebaya," kata Saleh.

Kabar yang berkembang, satu dari dua pemain yang dimaksud adalah Noh Alam Shah. Saat ini, Along, sapaan akrab striker asal Singapura ini, adalah satu dari sembilan pemain yang eksodus dari Arema. Saat mayoritas rekan mereka bergabung dengan Arema versi Rendra Kresna, Along belum mendapat klub baru.

Terakhir, Along dikabarkan berbaju Persib, tapi proses negoisasi masih buntu. Hal ini karena Along meminta satu paket dengan Leonard Tupamahu. Tapi muncul masalah antara manajemen Persib dengan Leo yang akhirnya membatalkan rencana manajemen Maung Bandung untuk merekrutnya.

Ketika dikonfirmasi, Saleh tak menjawab. Pun demikian dengan Media Relation Persebaya, Ram Surahman. Ram juga menutup rapat-rapat nama pemain yang akan diseleksi Persebaya.

Cukup Sekali Latihan, Soler Dikontrak Persebaya

Surabaya – Persebaya Surabaya akhirnya mengikat Fernando Gaston Soler untuk mempertajam lini depannya di putaran kedua Liga Primer Indonesia (IPL).Setelah melakukan pencarian yang cukup lama, ‘Bajul Ijo’ akhirnya memilih Soler untuk menggantikan Andrew Barisic. Manajer Persebaya, Saleh Hanifah, berusaha menyelesaikan proses registrasi mantan penyerang Persipura ini secepat mungkin, agar bisa dibawa melawat ke markas Bontang FC, Sabtu (17/3/12).
Kabar ini cukup mengejutkan, pasalnya hingga Selasa kemarin, satu-satunya penyerang yang ikut seleksi adalah Raffaele Quintieri. Rupanya, Soler hanya butuh sekali latihan, pada hari Rabu (14/3/12) pagi tadi, untuk meyakinkan manajemen Persebaya.
Penyerang Argentina kelahiran 24 Februari 1978 baru tiba Selasa (13/3/2012) kemarin sore di markas Persebaya dan hari ini akan didaftarkan ke PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) agar dapat segera dimainkan.
"Saya akan berusaha untuk menyelesaikan administrasi hari ini. Dan besok kalau sudah selesai, kita langsung bawa ke Bontang," kata manajer Saleh Hanifah.
Surat registrasi ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pengelola Persebaya, Dityo Pramono. "Kalau didaftarkan berarti sudah resmi milik Persebaya," cetus Dityo.
Soler memiliki statistik yang cukup meyakinkan. Saat ini bersama Persis Solo Soler sudah mencetak dua gol dari lima laga. Sementara tahun lalu bersama Real Mataram di LPI, ia mencetak 13 gol dari 17 laga. Saat berbaju Persipura, ia menyarangkan 14 gol dari 24 pertandingan.
Sebelumnya, Persebaya telah menyeleksi mantan penyerang SAD, Julian Hotzel, namun langsung dipulangkan. Sementara jejak rekam Quintieri tidak meyakinkan. Selama LPI bergulir hingga dihentikan, ia baru mencetak dua gol bersama Semarang United.