Skuad Persebaya terancam mengalami kelelahan karena tak punya
waktu lama menikmati istirahat jeda kompetisi putaran kedua Indonesian
Premier League (IPL).
Pekan depan tim berjuluk
Bledug Ijo itu sudah harus kembali berlaga menjamu PSMS Medan dalam laga
perdana putaran kedua di Stadion Gelora 10 November, Minggu
(8/4).Praktis,Erol Iba dkk hanya punya waktu sepekan untuk bersiap diri
setelah menjalani libur tiga hari seusai laga uji coba lawan Negeri
Sembilan FA.
Mengingat waktu mepet,Persebaya mencoba menerapkan
metode latihan lebih efektif dengan membagi dua grup dalam latihan
perdana Jumat (30/3).Pada latihan pagi,separuh pemain berlatih di
lapangan dan separuhnya lagi fitnes. Sore harinya,giliran pemain yang
sudah menjalani fitnes mendapat giliran berlatih di lapangan.
Sebaliknya,pemain
inti yang pagi hari berlatih di lapangan,seperti Otavio Dutra,Mat
Halil,Mario Karlovic,Erol Iba mendapat giliran fitnes sore
tadi.Sementara sore kemarin,seluruh pemain berlatih di Stadion Gelora
Bung Tomo. Pelatih Persebaya Divaldo Alves mengatakan,program latihan
terpisah ini dilakukan untuk mengembalikan kebugaran pemain sekaligus
persiapan menghadapi PSMS Medan.
“Kalau fitnesnya sore
semua,terlalu banyak orang.Karena itu, kami bagi dua biar lebih efektif
mengembalikan kebugaran sekaligus juga tidak melupakan latihan teknik,
”ujarnya. Divaldo menambahkan,sesi berlatih selama dua hari ini
difokuskan untuk unaerobic.“Meski kami jeda kompetisi, pemain tidak
istirahat seperti tim lain.
Untuk itu,kami perlu melatih kembali
kekuatan otot dan kekuatan endurance setelah hanya libur tiga
hari,”papar Divaldo. Di antara seluruh pemain Persebaya,tiga pemain
paling rawan mengalami penurunan kebugaran adalah Taufiq,Rendy Rawan,dan
Andik Vermansyah.Sebab,setelah membela Persebaya menghadapi Negeri
Sembilan FA, ketiganya kembali tampil bersama timnas Indonesia dalam
laga uji coba melawan Persijap,Jumat (30/3).
Karena masih
kelelahan,trio Persebaya ini mendapat jatah istirahat lebih dulu sebelum
kembali berlatih.“Mereka kami beri waktu istirahat dulu karena
kondisinya terkuras setelah membela timnas,”ujar pelatih asal Portugal
ini. Namun,Divaldo juga memberikan menu khusus kepada pemain lain dalam
latihan di lapangan,terutama pembenahan organisasi di lini
pertahanan.Bisa jadi ini dilakukan setelah kegagalan meraih poin penuh
saat melawan Negeri Sembilan lalu.
Maklum, saat itu Persebaya
sudah unggul dua gol lebih tapi berhasil disamakan sehingga skor menjadi
imbang 2-2. Divaldo mengakui meski merasa dirugikan dengan keputusan
wasit dalam laga melawan Negeri Sembilan,harus ada yang dibenahi di lini
belakang.“Salah satu memang hasil evaluasi laga terakhir ada kelemahan
di pertahanan.
Kalau pemain lebih fokus,tidak seharusnya kami
kebobolan dua gol.Itu coba kami benahi,”ujarnya. Pembenahan lini
belakang itu juga dilakukan sebagai salah satu persiapan menghadapi PSMS
Medan.Meskipun, sebenarnya Persebaya juga punya agenda berlaga di Piala
Indonesia yang sudah bergulir.
“Kami sudah harus fokus dulu
PSMS.Piala Indonesia nanti dulu,lawan PSMS tinggal satu pekan,”ujarnya.
Di atas kertas,Persebaya sebenarnya tidak perlu resah jelang menghadapi
laga melawan PSMS.Tim berjuluk Ayam Kinantanitu pernah dilumat di
Stadion Teladan 1-2 pada putaran pertama lalu.
Minggu, 01 April 2012
Sulit Dapat Izin, Piala Indonesia Terancam Ditunda
Dua hari sebelum pelaksanaan leg kedua Piala Indonesia, PSIS sebagai
tuan rumah belum mendapatkan izin dari pihak keamanan setempat. Hal itu
membuat leg kedua yang akan digelar Rabu (4/4) terancam ditunda.
Sebenarnya, panpel yang kini langsung ditangani Ancora sudah mengirimkan permohonan izin kepada kepolisian setempat. Namun karena belum mendapatkan surat rekomendasi dari pihak pengelola Stadion Jatidiri, izin tersebut belum juga diturunkan.
''Semua sudah disiapkan, termasuk surat perizinan kepada keamanan setempat. Tetapi yang menjadi kendala adalah belum mendapatkan rekomendasi dari pihak pengelola. Semoga saja, besok surat rekomendasi sudah berada di tangan,'' jelas General Manager (GM) PSIS versi Ancora Warsa Susilo.
Dijelaskannya, kemungkinan terburuk lain adalah dipindahkannya laga leg kedua Piala Indonesia karena tidak mendapatkan izin dari pengelola Stadion Jatidiri. Ada beberapa tempat yang menjadi alternatif, di antaranya Stadion Citarum yang masih berada di Semarang. Kemudian Stadion Utama Kendal, Stadion Krida Bakti Purwodadi, dan Stadion Kridanggo Salatiga.
Sementara itu, pihak Ancora berencana tidak menggunakan Ketua Panpel Teguh Widodo yang telah mengelola pelaksanaan dua laga kandang terakhir PSIS. Belum jelas maksud dan tujuan dari pergantian tersebut. Warsa hanya mengatakan, agar ada pembanding supaya didapatkan pilihan terbaik.
Di awal-awal kompetisi, ketua panpel PSIS ditangani pihak Novel Al Bakrie yakni Jhon Sinaga. Sejak Ancora melakukan audit, terjadi pergantian panpel. Sebelum kembali diberi kewenangan menangani tim, Ancora meminta manajemen di bawah Novel segera membuat laporan pertanggungjawaban (LPj).
Namun demikian, setelah melepas Teguh, Ancora masih kesulitan mendapatkan penggantinya. Sudah ada beberapa nama yang diusulkan seperti Dedi Satria Budiman dan Wahyu Liluk Winarto, tetapi belum ada titik terang. Terpaksa, untuk sementara waktu, Warsa Susilo turun tangan langsung menangani pelaksanaan laga home.
''Bila tidak menemukan sosok berpengalaman di bidang panpel, sesegera mungkin akan mengajukan kepada PSSI untuk mengadakan workshop. Tujuannya untuk menambah orang-orang yang memiliki lisensi terutama di bidang panpel,'' imbuhnya.
Sebenarnya, panpel yang kini langsung ditangani Ancora sudah mengirimkan permohonan izin kepada kepolisian setempat. Namun karena belum mendapatkan surat rekomendasi dari pihak pengelola Stadion Jatidiri, izin tersebut belum juga diturunkan.
''Semua sudah disiapkan, termasuk surat perizinan kepada keamanan setempat. Tetapi yang menjadi kendala adalah belum mendapatkan rekomendasi dari pihak pengelola. Semoga saja, besok surat rekomendasi sudah berada di tangan,'' jelas General Manager (GM) PSIS versi Ancora Warsa Susilo.
Dijelaskannya, kemungkinan terburuk lain adalah dipindahkannya laga leg kedua Piala Indonesia karena tidak mendapatkan izin dari pengelola Stadion Jatidiri. Ada beberapa tempat yang menjadi alternatif, di antaranya Stadion Citarum yang masih berada di Semarang. Kemudian Stadion Utama Kendal, Stadion Krida Bakti Purwodadi, dan Stadion Kridanggo Salatiga.
Sementara itu, pihak Ancora berencana tidak menggunakan Ketua Panpel Teguh Widodo yang telah mengelola pelaksanaan dua laga kandang terakhir PSIS. Belum jelas maksud dan tujuan dari pergantian tersebut. Warsa hanya mengatakan, agar ada pembanding supaya didapatkan pilihan terbaik.
Di awal-awal kompetisi, ketua panpel PSIS ditangani pihak Novel Al Bakrie yakni Jhon Sinaga. Sejak Ancora melakukan audit, terjadi pergantian panpel. Sebelum kembali diberi kewenangan menangani tim, Ancora meminta manajemen di bawah Novel segera membuat laporan pertanggungjawaban (LPj).
Namun demikian, setelah melepas Teguh, Ancora masih kesulitan mendapatkan penggantinya. Sudah ada beberapa nama yang diusulkan seperti Dedi Satria Budiman dan Wahyu Liluk Winarto, tetapi belum ada titik terang. Terpaksa, untuk sementara waktu, Warsa Susilo turun tangan langsung menangani pelaksanaan laga home.
''Bila tidak menemukan sosok berpengalaman di bidang panpel, sesegera mungkin akan mengajukan kepada PSSI untuk mengadakan workshop. Tujuannya untuk menambah orang-orang yang memiliki lisensi terutama di bidang panpel,'' imbuhnya.
Persebaya Bantah Tudingan Persiba Bantul
Persebaya Surabaya membantah tudingan klub Indonesia Premier League (IPL) lainnya, Persiba Bantul yang menyebut bahwa Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku konsorsium terlalu mengistimewakan klub Surabaya itu.
Pada Harian Jogja edisi kemarin (28/3), manajer Persiba, Briyanto, sempat menilai kalau Persebaya IPL adalah anak emas LPIS. Dua kali Green Force menjadi lawan uji coba tim Malaysia dan menjadi lawan Timnas Senior membuat mereka mengeluarkan statement seperti itu. Sementara Persiba, yang nota bene berada di puncak klasemen sementara IPL hanya diberi jatah persahabatan melawan Timnas sekelas U-21 dan U-23 saja.
"Memang selama ini Persebaya yang selalu dijadikan opsi utama oleh konsorsium. Mungkin karena mereka lebih memiliki basis suporter yang lebih besar dan lebih memiliki nilai jual dibanding kami,” tulis Harian Jogja mengutip pernyataan Briyanto.
Meski sedikit berang dengan tudingan tersebut, pihak Persebaya IPL sedikit adem menanggapi pernyataan tersebut. "Lha kita dikalahkan Persiba 0-1 di kandang, masak kita diistimewakan? Kita saja daftar pemain (Alain N'Gkong) juga tidak diterima LPIS karena terbentur administrasi," ujar Ram Surrahman selaku media Officer Persebaya IPL.
Sementara manajer Saleh Hanifah, lebih menilai kalau di pasar mungkin Persebaya IPL lebih memiliki nilai jual ketimbang klub lainnya. Apalagi mereka mampu mengalahkan Timnas Senior di Gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu. "Perlu dicatat, persahabatan itu bukan kita yang minta, tapi orang Malaysia sendiri. Ini murni pilihan sponsor. Bukan konsorsium yang mengajukan kita ke mereka," tegasnya.
"Bisa saja karena rating kita memang tinggi, dan kita bermain bagus. Ini kan eranya sepak bola industri, ya pasar memang menentukan," tambah Saleh.
Pada Harian Jogja edisi kemarin (28/3), manajer Persiba, Briyanto, sempat menilai kalau Persebaya IPL adalah anak emas LPIS. Dua kali Green Force menjadi lawan uji coba tim Malaysia dan menjadi lawan Timnas Senior membuat mereka mengeluarkan statement seperti itu. Sementara Persiba, yang nota bene berada di puncak klasemen sementara IPL hanya diberi jatah persahabatan melawan Timnas sekelas U-21 dan U-23 saja.
"Memang selama ini Persebaya yang selalu dijadikan opsi utama oleh konsorsium. Mungkin karena mereka lebih memiliki basis suporter yang lebih besar dan lebih memiliki nilai jual dibanding kami,” tulis Harian Jogja mengutip pernyataan Briyanto.
Meski sedikit berang dengan tudingan tersebut, pihak Persebaya IPL sedikit adem menanggapi pernyataan tersebut. "Lha kita dikalahkan Persiba 0-1 di kandang, masak kita diistimewakan? Kita saja daftar pemain (Alain N'Gkong) juga tidak diterima LPIS karena terbentur administrasi," ujar Ram Surrahman selaku media Officer Persebaya IPL.
Sementara manajer Saleh Hanifah, lebih menilai kalau di pasar mungkin Persebaya IPL lebih memiliki nilai jual ketimbang klub lainnya. Apalagi mereka mampu mengalahkan Timnas Senior di Gelora Bung Tomo beberapa waktu lalu. "Perlu dicatat, persahabatan itu bukan kita yang minta, tapi orang Malaysia sendiri. Ini murni pilihan sponsor. Bukan konsorsium yang mengajukan kita ke mereka," tegasnya.
"Bisa saja karena rating kita memang tinggi, dan kita bermain bagus. Ini kan eranya sepak bola industri, ya pasar memang menentukan," tambah Saleh.
Persebaya Heran Disebut Anak Emas
Kubu Persebaya heran disebut sebagai anak
emas PSSI. Media Officer Persebaya, Ram Surahman menyebut tuduhan itu
tak berdasar dan lebih karena emosional semata. "Anak emas gimana? Kalau
dapat perlakuan istimewa, jelas nggak begini jalan Persebaya,"
sergahnya.
Persebaya justru merasa sepanjang putaran pertama kompetisi lalu banyak dirugikan. Seperti soal kepemimpinan wasit dan jadwal yang kerap berubah. "Dalam catatan kami, ada empat laga yang kami justru dirugikan oleh kepemimpinan wasit. Belum lagi jadwal berubah yang membuat kita harus pontang panting di lapangan," tukasnya.
"Kami juga dikalahkan Bantul di Surabaya. Lha, apanya yang diistimewakan," tambahnya.
Persebaya juga beber fakta lain seputar rekrutmen pemain. Jalan Persebaya justru terjal dan berbelit saat berhadapan dengan konsorsium.
"Makanya saya heran kalau disebut kita dianakemaskan. Logikanya dimana? Sama sekali ndak ketemu di lapangan," tandasnya.
Soal kesempatan tanding dengan timnas maupun klub luar negeri, menurut Ram adalah fakta obyektif yang tak bisa dibantah bahwa basis suporter Persebaya yang besar. Ini tentu saja akan berpengaruh dengan nilai jual pertandingan tersebut.
"Tak perlu melempar tuduhan yang tidak tidak. Sederhanya saja, mari tingkatkan animo penonton ke stadion sebanyak mungkin. Saya kira nanti akan berbanding lurus dengan nilai jual klub," sarannya.
Persebaya justru merasa sepanjang putaran pertama kompetisi lalu banyak dirugikan. Seperti soal kepemimpinan wasit dan jadwal yang kerap berubah. "Dalam catatan kami, ada empat laga yang kami justru dirugikan oleh kepemimpinan wasit. Belum lagi jadwal berubah yang membuat kita harus pontang panting di lapangan," tukasnya.
Persebaya juga beber fakta lain seputar rekrutmen pemain. Jalan Persebaya justru terjal dan berbelit saat berhadapan dengan konsorsium.
"Makanya saya heran kalau disebut kita dianakemaskan. Logikanya dimana? Sama sekali ndak ketemu di lapangan," tandasnya.
Soal kesempatan tanding dengan timnas maupun klub luar negeri, menurut Ram adalah fakta obyektif yang tak bisa dibantah bahwa basis suporter Persebaya yang besar. Ini tentu saja akan berpengaruh dengan nilai jual pertandingan tersebut.
"Tak perlu melempar tuduhan yang tidak tidak. Sederhanya saja, mari tingkatkan animo penonton ke stadion sebanyak mungkin. Saya kira nanti akan berbanding lurus dengan nilai jual klub," sarannya.
Langganan:
Postingan (Atom)