Bisa jadi pertandingan melawan Timnas tadi malam adalah pertandingan
pertama sekaligus yang terakhir bagi Persebaya di Gelora Bung Tomo
(GBT). Sebelum pertandingan, Pemkot Surabaya memberi warning pada
panitia penyelenggara (panpel) agar benar-benar menjaga stadion tersebut
dari kerusakan. Kerusakan sekecil apa pun bisa menjadikan pemkot tidak
lagi memberikan izin bagi Persebaya untuk berlaga di sana.
Yang terjadi dalam laga kemarin, tiga pintu di sisi selatan stadion,
yakni sektor 17,18, dan 19 rusak. Dari laporan yang disampaikan ketua
panpel Sutrisno, jebolnya ketiga pintu itu membuat penonton yang ingin
gratisan menyerbu masuk.
Dari catatan panitia, setidaknya ada 35.000 penonton yang semalam
memadati GBT. Namun, data di loket menyebutkan hanya terjual 22.000
lembar. Padahal panpel menyiapkan 32.000 lembar. "Kami sangat
menyesalkan kejadian ini. Selain kerugian dari sisi ekonomi, perizinan
penggunaan GBT mungkin bisa tidakbisa diberikan," kata Sutrisno kemarin.
Sutrisno mengaku tidak tahu bagaimana sampai terjadi kerusakan itu.
Padahal dia sudah mengerahkan lebih banyak aparat keamanan. Biasanya,
dalam laga di Stadion 10 Nopember Tambaksari hanya 1100. Namun, kemarin
panpel mengerahkan 15000 personel keamanan.
Meski begitu, masih banyak penonton yang berhasil menyelundupkan petasan
dan kembang api. Selama pertandingan, masih terdengar letusan kembang
api. Baik dari sisi utara maupun selatan stadion.
Sampai tadi malam, Sutrisno belum bisa mengalkulasi nilai kerugian.
Menurutnya, baru akan diketahui Senin (27/2) mendatang. "Kami masih
nunggu laporan akhir dari pengelola beban kerusakan apa saja yang harus
ditanggung panpel," ujar Sutrisno.
Panpel juga belum berani memastikan laga lawan Arema Malang pada Senin
(5/3) mendatang dilangsungkan di GBT. "Kita tunggu saja setelah Senin
(27/2) besok," tutur Sutrisno.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar