PSSI membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk menyelidiki
tewasnya lima Bonek, julukan suporter Persebaya, saat bertandang ke
Bojonegoro.
Tim ini terdiri dari berbagai elemen, mulai dari pakar psikologi, sosiologi, budayawan hingga pakar komunikasi.
Tim
ini diketuai Prof. DR. Suryanto, M.Si, yang dibantu enam anggotanya,
Eduard Dewaruci, SH. M.Hum (Pengacara profesional), Drs. Achmad Muzaki,
MA (Sosiolog), Drs. Autar Abdillah, M.Si (Budayawan) M. Soleh, SH
(Pengacara profesional), DR Suko Widodo (Pakar komunikasi) dan Drs Anwar
Hudiono (Wartawan Senior Kompas).
"Tugas kita adalah mengumpulkan
data dan memberikan rekomendasi terkait insiden meninggalnya suporter
Persebaya saat akan menonton Persebaya di Bojonegoro," kata Suryanto,
dalam jumpa pers hari Rabu (14/3/12).
“Kita coba untuk netral dan akurat. Yang penting sepakbola baik dan keamanan kondusif,” lanjut pria yang juga psikolog ini.
Beberapa
korban tewas karena terjatuh dari kereta, yang lain terkena lemparan
batu saat kereta yang ditumpangi melintasi daerah Lamongan, basis
suporter yang berseteru dengan Bonek. Peristiwa ini membuat berang Bonek
dan itu dilampiaskan dengan menyerang pedagang-pedagang kaki lima asal
Lamongan di Surabaya.
“Mari kita cooling down semuanya. Apapun
yang ada di Jawa Timur adalah keluarga. Surabaya, Lamongan, Bojonegoro
adalah bagian keluarga besar Jawa Timur," himbaunya.
Berbagai data
akan ditindaklanjuti, termasuk hasil penyelidikan Polres Lamongan yang
menyebut kematian Bonek adalah murni kecelakaan. "Itu bahan pertimbangan
kita untuk tindak lanjut. Itu sumber informasi yang bagus," lanjutnya.
Sementara
itu, Media Relation Persebaya, Ram Surahman berharap ada jalan keluar
terbaik dari masalah ini. Ia juga meminta TPF cermat dan akurat dalam
mengambil keputusan. "Apalagi TPF semuanya murni dari PSSI. Tanpa orang
Persebaya, tanpa orang suporter. Rata-rata akademisi dibidangnya
masing-masing," tutup Ram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar