Sebab, selain dugaan kebocoran di berbagai pintu, faktor lawan yang dihadapi juga menjadi penyebab anjloknya pembelian tiket.
Angka
9931 memang abnormal bagi tim sebesar Persebaya. Sebab sekali
bertanding, setidaknya 20 orang memadai Stadion Gelora 10 Nopember atau
Gelora Bung Tomo. Keuntungan yang biasa diraih panpel pertandingan lebih
dari setengah miliar Rupiah.
Bahkan untuk laga lawan Arema,
panpel meraup keuntungan lebi dari satu miliar Rupiah. Itu adalah rekor
penonton terbanyak dalam sejarah 'Bajul Ijo'. Namun untuk laga lawan
Laskar Bukit Tursina, julukan Bontang FC, panpel hanya meraih keuntungan
bersih sebesar 162 juta Rupiah saja.
"Dugaan sementara, ada
beberapa titik pintu yang bocor. Sebab kalau lihat bersama, jumlah
penonton yang ada di stadion lebih dari 15 ribu orang," terang Media
Relation Persebaya, Ram Surahman.
Menanggapi kondisi ini, CEO
Persebaya, Gede Widiade tetap tenang. Gede sadar, selama empat kali away
di awal paruh kedua ini, Persebaya meraih hasil kurang positif. Pasukan
Divaldo Alves mencetak hatrik kekalahan di Liga Primer Indonesia (IPL),
dan seri lawan PSLS.
Kemenangan atas Bontang inilah, diharapkan
menjadi magnet bagi suporter Persebaya, Bonek, untuk kembali ke Bung
Tomo. "Fans Persebaya tak pernah dipanggil untuk datang, mereka akan
datang sendiri kalau Persebaya main bagus," ucap Gede bijak.
Bulan
ini, setelah lawan Bontang FC, Sabtu (19/5/12), Persebaya jalani leg
kedua lawan Negeri Sembilan. Selang empat hari, 'Bajul Ijo' kembali
bersua PSLS dalam leg kedua putaran ketiga Piala Indonesia. Laga kandang
Persebaya ditutup tanggal 27 Mei lawan Persibo.
Di antara ketiga
laga sisa itu, Negeri Sembilan dan Persibo bisa jadi momentum bagi
suporter untuk kembali melihat jagoannya di lapangan hijau. "Kita tahu
market share Persebaya. Mungkin tanggal 19 nanti, saat kita lawan
Malaysia, stadion kembali ramai," pungkas Gede.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar