Persebaya Surabaya 1927 akhirnya lolos ke babak delapan besar Piala
Indonesia (PI) meski bermain kayak Tarkam (antar kampung). Itu setelah
tim Bajol Ijo ini mengalahkan PSLS Lhokseumawe dengan skor 3-0 di
Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, Rabu (30/5) sore.
Permainan
Persebaya yang tidak seperti biasanya itu bisa jadi karena Bonekmania
tidak seperti biasanya. Yang hadir di Stadion Tambaksari Surabaya ini
kurang lebih hanya seribu. Tidak ada nyanyian dan suara genderang
seperti biasanya. Praktis, semangat bertanding pemain Persebaya terasa
hampa.
Untungnya, tim besutan Divaldo Alves ini masih bisa
memenangkan pertandingan. Kemenangan itu merupakan modal berharga untuk
menghadapi, Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Premier Indonesia (IPL),
Minggu (3/6) mendatang. Sementara, di perempat final Piala Indonesia,
Persebaya bertemu Persik Kediri. Sesuai jadwal akan digelar, Rabu (6/6).
Meski Persebaya berhasil menang tanpa menurunkan pemain
pilarnya, Divaldo Alves khawatir semangat juang pemainnya karena
dukungan Bonek yang datang ke stadion menurun drastis. Divaldo merasa
tidak percaya diri tanpa dukungan penonton yang bias berkaos warna hijau
itu. Untuk itu ia berharap saat melawan Persija nanti, Bonek
berbondong-bondong datang ke stadion
"Saya menurunkan pemain
pilar karena posisi kami tidak aman. Meski kami sudah unggul 2-0 di
babak pertama, tapi jika PSLS berhasil mencetak satu gol saja maka kami
akan bahaya. Jika skor 2-2 kami kalah. Untuk itu saya mainkan Soler,
Halil dan Taufik," kata Divaldo.
Untuk itu, di babak kedau
Divaldo memasukkan Mat Halil, M Taufik, dan Fernando Soler. Seperti yang
kita tahu, tiga pemain ini adalah pemain knci di lini tengah, belakang,
dan depan. Apalagi, kata Divaldo, jumlah Bonek yang memberikan semangat
di stadion sangat menurun. Hal itu bisa menjadi ancaman karena meski
bermain di kandang terasa main tandang.
Sesuai data, jumlah
penonton Persebaya di kandang terus menurun sejak awal bulan ini.
Sebelumnya, rekor terendah penjulan tiket saat Persebaya bermain lawan
Bontang FC, saat itu Panpel hanya menjual tidak lebih dari 10 ribu
lembar tiket. Rekor terendah itu dipatahkan saat Bajul Ijo menjamu PSLS
Lhokseumawe kemarin, Panpel hanya menjual kurang lebih seribu lembar
tiket. Itu sebabnya susana stadion sunyi, tidak ada teriakan bahkan
seperti pertandingan Tarkam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar