Jumat, 01 Juni 2012

Meski Kayak Tarkam, Persebaya Lolos 8 Besar PI

Persebaya Surabaya 1927 akhirnya lolos ke babak delapan besar Piala Indonesia (PI) meski bermain kayak Tarkam (antar kampung). Itu setelah tim Bajol Ijo ini mengalahkan PSLS Lhokseumawe dengan skor 3-0 di Stadion Gelora 10 Nopember, Surabaya, Rabu (30/5) sore.

Permainan Persebaya yang tidak seperti biasanya itu bisa jadi karena Bonekmania tidak seperti biasanya. Yang hadir di Stadion Tambaksari Surabaya ini kurang lebih hanya seribu. Tidak ada nyanyian dan suara genderang seperti biasanya.   Praktis, semangat bertanding pemain Persebaya terasa hampa.

Untungnya, tim besutan Divaldo Alves ini masih bisa memenangkan pertandingan. Kemenangan itu merupakan modal berharga untuk menghadapi, Persija Jakarta dalam lanjutan Liga Premier Indonesia (IPL), Minggu (3/6) mendatang. Sementara, di perempat final Piala  Indonesia, Persebaya bertemu Persik Kediri. Sesuai jadwal akan digelar, Rabu (6/6).

Meski Persebaya berhasil menang tanpa menurunkan pemain pilarnya, Divaldo Alves khawatir semangat juang pemainnya karena dukungan Bonek yang datang ke stadion menurun drastis. Divaldo merasa tidak percaya diri tanpa dukungan penonton yang bias berkaos warna hijau itu. Untuk itu ia berharap saat melawan Persija nanti, Bonek berbondong-bondong datang ke stadion

"Saya menurunkan pemain pilar karena posisi kami tidak aman. Meski kami sudah unggul 2-0 di babak pertama, tapi jika PSLS berhasil mencetak satu gol saja maka kami akan bahaya. Jika skor 2-2 kami kalah. Untuk itu saya mainkan Soler, Halil dan Taufik," kata Divaldo.

Untuk itu, di babak kedau Divaldo memasukkan Mat Halil, M Taufik, dan Fernando Soler. Seperti yang kita tahu, tiga pemain ini adalah pemain knci di lini tengah, belakang, dan depan. Apalagi, kata Divaldo, jumlah Bonek yang memberikan semangat di stadion sangat menurun. Hal itu bisa menjadi ancaman karena meski bermain di kandang terasa main tandang.

Sesuai data, jumlah penonton Persebaya di kandang terus menurun  sejak awal bulan ini. Sebelumnya, rekor terendah penjulan tiket saat Persebaya bermain lawan Bontang FC, saat itu Panpel hanya menjual tidak lebih dari 10 ribu lembar tiket. Rekor terendah itu dipatahkan saat Bajul Ijo menjamu PSLS Lhokseumawe kemarin, Panpel hanya menjual kurang lebih seribu lembar tiket. Itu sebabnya susana stadion sunyi, tidak ada teriakan bahkan seperti pertandingan Tarkam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar