Kepemimpinan wasit Abdul Malik mendapat protes keras dari pihak
Persebaya. Menurut pelatih Divaldo Alves, wasit asal Samarinda ini
banyak membuat keputusan yang merugikan timnya. Baik itu masalah
penalti, maupun kartu kuning. "Saya bahagia dan bangga karena Persebaya
menang. Tapi saya juga kecewa dengan kepemimpinan wasit," kata Divaldo
usai pertandingan, Rabu (20/6/2012) petang.
Menurut pelatih asal
Portugal ini, Persebaya harusnya mendapatkan tiga penalti. Dua terjadi
di babak pertama saat Saepulloh melakukan handball dan pelanggaran
terhadap Soler, serta di babak kedua saat Soler dijatuhkan Saepulloh dan
Abdurrahman pada menit ke-75. Kejadian inilah yang memantik emosi
pemain dan offisial Persebaya, sehingga laga sempat terhenti selama 25
menit. "Posisi dia lebih dekat dari pada linesman. Jaraknya kurang dari
10 meter, harusnya ia bisa mengambil keputusan sendiri," lanjutnya.
"Selain
itu coba kalian hitung, berapa kartu untuk kita dan berapa kartu untuk
lawan. Mereka cuma dapat satu," imbuh mantan pelatih Persijap ini.
Setelah
terhenti selama 25 menit, konsentrasi pemain Persebaya terpecah. Mereka
mudah tersulut emosi. Terkait hal ini Divaldo memiliki alasan
tersendiri. "Logikanya seperti ini. Kalau saya masuk rumah kamu, dan
saya mau rampok. Reaksi kamu gimana, marah atau tidak? Pasti marah kan!"
tegasnya.
"Saya tidak tahu. Kalau lihat video pertandingan kita
dari awal musim, wasit selalu incar Persebaya, baik itu ketika main di
Surabaya maupun luar Surabaya," paparnya. Mengenai penampilan
pasukannya, Divaldo mengaku cukup puas. Menurutnya, seluruh pemain
Persebaya bermain bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar