Bonek diminta tidak melakukan aksi balas dendam. Bila bonek nekat
kembali melakukan sweeping pedagang kaki lima asal Lamongan di Surabaya,
polisi akan menangkap dan memprosesnya secara hukum.
Ultimatum
itu disampaikan Kapolrestabes Surabaya Kombespol Tri Maryanto saat
pertemuan dengan sejumlah dedengkot bonek di Mapolrestabes Surabaya,
Jumat (16/3/2012).
Tri mengingatkan agar aksi sweeping yang
disertai pengerusakan spanduk warung milik pedagang makanan tidak lagi
terulang di wilayah Kota Pahlawan.
"Kalau terjadi lagi, akan saya tangkap. Yang semula kawan akan saya anggap lawan karena melanggar pidana," tandas Tri.
Tri
menceritakan, buntut aksi sweeping pada Selasa (13/3/2012) malam lalu,
dirinya langsung dihubungi Bupati dan Kapolres Lamongan. Bahkan Kapolda
Jatim juga ikut meminta penjelasan. Bahkan Kapolda Irjen Pol Hadiatmoko
memberikan peringatan keras dengan ungkapan'aku atau kamu yang bicara ke
bonek'.
"Hilangkan persepsi jelek tentang bonek. Persepsi adalah
hal yang utama, kalau persepsinya jelek, semuanya akan jelek," tambah
Tri.
Andi, salah satu perwakilan bonek, mengatakan bahwa
peristiwa sweeping tersebut terjadi sebagai aksi spontan ketidakpuasan
bonek terhadap hasil kesimpulan penyelidikan polisi yang memvonis
penyebab tewasnya bonek adalah karena murni kecelakaan.
"Kami tidak tahu pelakunya karena itu dilakukan spontan oleh bonek kalangan arus bawah," kata Andi.
Andi
yang juga menjadi ketua Tim Pencari Fakta (TPF) dari Asosiasi Suporter
Surabaya mengatakan bahwa tewasnya bonek di Lamongan bukanlah murni
karena kecelakaan.
Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh
timnya, korban Abdul Farid dan Saimul Fadli memang tewas karena
kecelakaan. Tetapi korban Sudarmaji, Miftahul Huda dan Wahyu Indra kata
Andi tewas diakibatkan lemparan batu.
"Malam itu ada dua kereta
barang yang berangkat. Satu jam 20.00 WIB satu lagi jam 22.00 WIB. Huda
menumpang kereta pertama dan 4 korban lainnya naik kereta kedua," tambah
Andi.
Fakta itulah, kata Andi, yang diabaikan polisi. Polisi
hanya berkesimpulan jika bonek tewas karena murni kecelakaan. Andi
meminta agar polisi segera melakukan penyelidikan yang objektif.
Siti
Nasyiah, salah satu dedengkot bonek wanita (bonita) mengatakan bahwa
kesimpulan penyebab tewasnya bonek yang dirilis Polda Jatim sangat
menyakitkan hati para bonek.
"Kesimpulan itu sangat menyakitkan
hati kami. Karena apa yang kami temukan di lapangan tidaklah seperti
itu," ujar Siti Nasyiah yang dikenal dekat dengan Saleh Ismail Mukadar
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar