Kamis, 14 Juni 2012

Bonek Gelar Aksi Kecam Tindakan Arogan Polisi

Puluhan suporter Persebaya 1927 (bonek) menggelar aksi prihatin atas meninggalnya Purwo Adi Utomo karena terinjak suporter yang menghindari tembakan gas air dari polisi.

Selain itu, mereka juga mengecam tindakan arogan dan represif dari aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata, hingga terjadi kericuhan.

"Kita mengecam tindakan represif aparat terhadap masyarakat sipil," kata humas aksi, Yudho, di sela-sela aksinya di depan patung Gubernur Suryo, Jalan Gubernur Suryo, Selasa (5/6/2012).

Ia menegaskan, para suporter juga warga negara Indonesia (WNI) yang memiliki identitas kartu tanda penduduk (KTP). Namun, menyayangkan sikap kepolisian yang arogan dan represif. Padahal, para suporter turun ke bibir lapangan, hanya untuk mencabut spanduk dukungannya ke Persebaya yang dipasang di pagar pembatas.

"Kami mengutuk tindakan polisi yang berlebihan. Stadion exitnya kecil, sedangkan massa dari dalam stadion jumlahnya banyak," ujarnya.

Selain mengecam aksi represif aparat kepolisian, puluhan bonek dari berbagai elemen suporter Persebaya 1927, juga menggelar aksi keprihatinan atas meninggalnya, Purwo Adi Utomo karena terinjak suporter yang menghindari tembakan gas air dari polisi, dengan memasang lilin berbentuk pita dan foto korban diletakkan di tengah lilin kemudian dilatar belakangi foto kejadian kemarin.

"Tujuannya teman-teman bonek khususunya masyarakat sipil, polisi benar-benar menjadi aparat seperti sologan polisi, sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat," jelasnya.

Dalam aksi tersebut, mereka juga menggelar teatrikal yang menggambarkan arogansi dan tindakan aparat yang represif, hingga menimbulkan korban jiwa.

Mereka juga menggelar spanduk yang bertuliskan diantaranya, 'Kami mengecam tindakan arogan & represif aparat', 'Jangan samakan kami dengan buronan'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar