Putaran pertama Indonesian Premier League (IPL) belum
usai.Namun, Persebaya Surabaya sudah memastikan gagal menyandang
predikat juara paruh musim. Posisi 5 besar dalam klasemen sementara IPL
sudah tak mungkin berubah.
Persebaya berada di posisi
runner-updengan mendulang 19 poin.Dari 11 kali pertandingan, Persebaya
meraih enam kemenangan, sekali imbang,dan empat kali kalah. Perolehan
poin Bledug Ijohanya terpaut satu poin dari Persibo Bojonegoro yang
berhak menyandang gelar juara paruh musim. Sementara tiga tim di bawah
Persebaya dihuni Semen Padang,Persiba Bantul,dan PSM Makassar.
Semen
Padang dan Persiba sama-sama mengumpulkan 18 poin dari total 11
laga.Unggul dua poin dari PSM yang berada di peringkat 5.Sebelum
kompetisi bergulir, Semen Padang dan Persebaya sempat disebut-sebut
sebagai kandidat kuat juara IPL musim ini. Hanya menduduki posisi
kedua,Persebaya ternyata tak begitu kecewa.CEO Persebaya Gede Widiade
mengatakan hasil di putaran pertama sudah bisa dibilang memuaskan.“ Kami
sudah berada di jalur benar, posisi runner-uptidak jelek dan sesuai
target awal.
Apalagi,kami hanya selisih satu poin dari peringkat
teratas.Masih ada putaran kedua,”sebut pria yang masuk ke Persebaya
ketika IPL sudah bergulir itu. Sebenarnya Persebaya tidak perlu hanya
puas menduduki posisi runner-up. Kesempatan menduduki pemuncak klasemen
terbuka besar seandainya tidak banyak membuang poin di kandang.
Maklum,dari statistik selama putaran pertama,penampilan Erol Iba dkk di
luar kandang justru lebih baik dibandingkan ketika tampil di depan
publik sendiri.
Lihat saja kemenangan saat tandang justru lebih
mendominasi dengan empat kali meraih kemenangan.Sebaliknya,di kandang
justru tampil melempen karena hanya meraih dua kali kemenangan.Dua kali
kemenangan itu diraih atas PSM (2-0) dan Arema Malang (2-1).Dua kali
kekalahan didera Persebaya di depan pendukungnya sendiri ketika melawan
Semen Padang (11/12) dan Persiba Bantul (28/1).
Bisa jadi
buruknya penampilan Persebaya di kandang karena faktor mental.Sebab,di
depan pendukung akan membuat tekanan lebih besar pada diri pemain.Di
luar kandang,Persebaya bisa tampil lebih lepas.“Mungkin seperti itu,
tapi kami akan perbaiki lagi agar tidak banyak membuang poin di kandang
sendiri,”kata Manajer Persebaya Saleh Hanifah. Tapi,bisa saja faktor
lain yang membuat Persebaya lebih garang jika bermain tandang.
Ini
karena bonus kemenangan di luar kandang lebih besar dibandingkan
kemenangan kandang.Selama putaran pertama, jika Andik Vermansyah dkk
menang di laga away,,mereka mendapat guyuran Rp50 juta.“Saya rasa bukan
karena itu.Pemain juga ingin memberikan yang terbaik di kandang
sendiri,”ujar Mat Halil, pemain senior Persebaya. Sesuai hasil evaluasi
manajemen, lanjut Saleh,problem terbesar Persebaya ada di lini depan.
Penyebabnya,striker
asing Persebaya Andrew Barisic yang digadang-gadang menjadi predator di
lini depan tampil mengecewakan.Pada saat bersamaan,Persebaya tidak
menyiapkan stok striker memadai karena mengantungkan pada Andik yang
lebih banyak absen membela timnas Indonesia. Dari 11 kali Persebaya
bertanding, Barisic hanya turun lima kali dengan membukukan dua gol.
Torehan
gol Barisic justru kalah dari Feri Ariawan.Pemain yang sebenarnya
berposisi sebagai gelandang serang itu menjadi sosok penyelamat lini
depan Persebaya.Dari 11 kali bermain,mantan pemain Persela Lamongan ini
kerap turun sebagai pemain inti,namun mencatatkan empat gol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar