Selasa, 27 Maret 2012

Persebaya Surabaya-Gagal Menjadi Juara Paruh Musim

Putaran pertama Indonesian Premier League (IPL) belum usai.Namun, Persebaya Surabaya sudah memastikan gagal menyandang predikat juara paruh musim. Posisi 5 besar dalam klasemen sementara IPL sudah tak mungkin berubah.

Persebaya berada di posisi runner-updengan mendulang 19 poin.Dari 11 kali pertandingan, Persebaya meraih enam kemenangan, sekali imbang,dan empat kali kalah. Perolehan poin Bledug Ijohanya terpaut satu poin dari Persibo Bojonegoro yang berhak menyandang gelar juara paruh musim. Sementara tiga tim di bawah Persebaya dihuni Semen Padang,Persiba Bantul,dan PSM Makassar.

Semen Padang dan Persiba sama-sama mengumpulkan 18 poin dari total 11 laga.Unggul dua poin dari PSM yang berada di peringkat 5.Sebelum kompetisi bergulir, Semen Padang dan Persebaya sempat disebut-sebut sebagai kandidat kuat juara IPL musim ini. Hanya menduduki posisi kedua,Persebaya ternyata tak begitu kecewa.CEO Persebaya Gede Widiade mengatakan hasil di putaran pertama sudah bisa dibilang memuaskan.“ Kami sudah berada di jalur benar, posisi runner-uptidak jelek dan sesuai target awal.

Apalagi,kami hanya selisih satu poin dari peringkat teratas.Masih ada putaran kedua,”sebut pria yang masuk ke Persebaya ketika IPL sudah bergulir itu. Sebenarnya Persebaya tidak perlu hanya puas menduduki posisi runner-up. Kesempatan menduduki pemuncak klasemen terbuka besar seandainya tidak banyak membuang poin di kandang. Maklum,dari statistik selama putaran pertama,penampilan Erol Iba dkk di luar kandang justru lebih baik dibandingkan ketika tampil di depan publik sendiri.

Lihat saja kemenangan saat tandang justru lebih mendominasi dengan empat kali meraih kemenangan.Sebaliknya,di kandang justru tampil melempen karena hanya meraih dua kali kemenangan.Dua kali kemenangan itu diraih atas PSM (2-0) dan Arema Malang (2-1).Dua kali kekalahan didera Persebaya di depan pendukungnya sendiri ketika melawan Semen Padang (11/12) dan Persiba Bantul (28/1).

Bisa jadi buruknya penampilan Persebaya di kandang karena faktor mental.Sebab,di depan pendukung akan membuat tekanan lebih besar pada diri pemain.Di luar kandang,Persebaya bisa tampil lebih lepas.“Mungkin seperti itu, tapi kami akan perbaiki lagi agar tidak banyak membuang poin di kandang sendiri,”kata Manajer Persebaya Saleh Hanifah. Tapi,bisa saja faktor lain yang membuat Persebaya lebih garang jika bermain tandang.

Ini karena bonus kemenangan di luar kandang lebih besar dibandingkan kemenangan kandang.Selama putaran pertama, jika Andik Vermansyah dkk menang di laga away,,mereka mendapat guyuran Rp50 juta.“Saya rasa bukan karena itu.Pemain juga ingin memberikan yang terbaik di kandang sendiri,”ujar Mat Halil, pemain senior Persebaya. Sesuai hasil evaluasi manajemen, lanjut Saleh,problem terbesar Persebaya ada di lini depan.

Penyebabnya,striker asing Persebaya Andrew Barisic yang digadang-gadang menjadi predator di lini depan tampil mengecewakan.Pada saat bersamaan,Persebaya tidak menyiapkan stok striker memadai karena mengantungkan pada Andik yang lebih banyak absen membela timnas Indonesia. Dari 11 kali Persebaya bertanding, Barisic hanya turun lima kali dengan membukukan dua gol.

Torehan gol Barisic justru kalah dari Feri Ariawan.Pemain yang sebenarnya berposisi sebagai gelandang serang itu menjadi sosok penyelamat lini depan Persebaya.Dari 11 kali bermain,mantan pemain Persela Lamongan ini kerap turun sebagai pemain inti,namun mencatatkan empat gol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar