Manajemen Persiba menilai konsorsium Liga Prima
Indonesia Sportindo (LPIS) tidak adil dalam memperlakukan tim peserta.
Persebaya Surabaya dianggap dianakemaskan ketimbang Persiba Bantul yang
merupakan juara Divisi Utama musim lalu.
“Memang selama ini Persebaya yang selalu diajikan opsi utama oleh
konsorsium. Mungkin karena mereka lebih memiliki basis suporter yang
lebih besar dan lebih memiliki nilai jual dibanding kami,” ujar Manajer
Persiba, Briyanto kepada Harian Jogja, Selasa (37/3).
Menurut dia, tim Bajul Ijo selalu gampang mendatangkan pemain baru
yang mereka diinginkan. Berbeda dengan yang dialami Persiba saat ini.
Tim pujaan hati Paserbumi itu hanya menerima pemain sisa saja.
Menurut dia, perhatian konsorsium kepada tim kebanggaan Bonek itu pun
dianggap berlebihan. Mereka sudah sering mendapatkan uji coba
internasional. Bahkan Persebaya terakhir diberi kesempatan menjajal
skuat Timnas Senior. Jauh bila dibanding Persiba yang hanya diberi jatah
melawan Timnas U-23 dan U-21 saja.
Namun Briyanto mengakui pihaknya masih beruntung, karena Persiba memiliki manajer yang mendapatkan posisi di PSSI.
“Ya ada efek positifnya juga keberadaan saya di PSSI. Jadi minimal
masalah gaji kami tak pernah terlambat, setidaknya lebih baik dibanding
tim yang lainnya,” tandas Briyanto.
Diskriminasi tersebut juga dikeluhkan Wakil Manajer bidang
Operasional Persiba, Bagus Nur Edi Wijaya. Kekesalan Bagus tampaknya
masih merujuk pada tak dimaksimalkannya Slamet Nurcahyo di skuat Timnas
akibat kalah bersaing dengan pemain-pemain Persebaya.
“Dalam hal memberi kesempatan pemain saja Persebaya selalu jadi
pilihan utama. Buktinya di Timnas Slamet harus dikorbankan padahal
memiliki kualitas lebih baik,” ungkap Bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar