Jumat, 06 April 2012

Andik Vermansayah Larang Ibunda Nonton di Stadion

Pemain Gelandang Sayap Timnas Indonesia U 23, Andik Vermansyah (kedua dari kiri) foto bersama Ibunda Jumiah, Bapak Saman (kanan), dan Teman Andik Tiara Darmawanti (kiri) sebelum bertanding laga Final Sepakbola SEA Games 2011 di Jakarta. Senin (21/11/2011) (TRIBUNNEWS.COM/Yogi Gustaman) 

 Senyum lebar mengembang di wajah Andik Vermansyah. Suasana riuh lobi Hotel Sultan, Senin (21/11) sore itu, tak dihiraukan gelandang sayap Tim Nasional Indonesia U-23. Ia memeluk Saman dan Jumiah, orangtuanya yang baru saja tiba dari Surabaya. Tiga kakaknya, tak lupa Andik salami.
Lama tak bertemu keluarga, dimaksimalkan Andik bersua. Andika, anak Heru Purwanto, kakak sulungnya, terus ia gendong sambil menunggu kunci kamar yang sudah dipesannya, diberikan resepsionis hotel. Andik sengaja memboyong delapan anggota keluarganya ke Jakarta dari Surabaya ke Jakarta untuk memberi dukungan, menyaksikan pertandingan Indonesia lawan Malaysia yang bentrok di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (21/11) malam.
Rasa kebersamaan dan kehangatan keluarga Andik begitu terasa di kamar 579. Mereka dengan terbuka menerima Tribunnews.com untuk melihat aktifitas mereka sebelum laga. Rasa lelah selama perjalanan udara sama sekali tak terlihat di wajah mereka. Mereka langsung berkemas mengganti pakaian dengan kostum kebesaran timnas, kompak dengan nomor 21.
"Saya memang sudah berencana sejak awal, kalau Timnas masuk ke final, saya punya tekad, semacam nazar, saya akan ajak keluarga besar ke Jakarta menonton," kata Andik. Dia mengaku telah menyiapkan dana untuk mendatangkan delapan keluarga besar, ayah dan ibu, kakak, kakak ipar dan ponakan.
Saat niat itu dikemukakan kepada PSSI, gayung bersambut. "Alhamdulillah, PSSI mengatakan saya bisa mendatangkan keluarga, dan menanggung segala sesuatunya," kata Andik, yang Kamis, besok, memperingati ulang tahun ke-20.
Bukan hanya keluarga ibu, Andik mengajak pacarnya, Tiara Darmawanti. "Pacar saya sudah seminggu ada di Jakarta. Waktu melawan Malaysia, dia sudah menonton di GBK," ujar Andik yang saat itu tidak diturunkan pelatih Rahmad Darmawan. Kemudian, ayah dan ibunda Tiara, beserta dua adiknya datang ke Jakarta.
Menjelang laga Timnas Nasional Kesebelasan usia di bawah 23 tahun (U-23) Indonesia melawan Malaysia, pada final SEA Games 2001 di Gelora Bung Karno Jakarta. Senin sore gelandang sayap Timnas Andik Vermansyah masih santai-santai. Tidak ada beban yang membuat mentalnya degdegan, apalagi gugup.
Saman (58), yang diwawancarai berucap terpatah-patah. "Suara saya habis karena teriak-teriak di rumah waktu menonton Indonesia lawan Vietnam pada semifinal kemarin. Apalagi, sepanjang pertandingan Andik jatuh bangun karena dikasari pemain lawan," ujar Saman.
Perbincangan sore itu lalu diambil alih Jumiah, terpaut sepuluh tahun lebih muda dari suaminya, yang duduk tak jauh dari Saman. Ia mengaku sangat senang bercampur bangga bisa ke Jakarta, menemui anak bungsunya bermain untuk merah putih. Sayang, Jumiah tak bisa menyaksikan Andik secara langsung dari pinggir lapangan.
"Saya enggak boleh menonton sama Andik. Dulu di Persebaya juga begitu. Cuma aku yang dilarang menonton dari pinggir lapangan. Kalau kakak-kakaknya diperbolehkan. Saya sempat bertanya, kenapa. Kalau begitu saya percuma kan datang jauh-jauh ke sini," celetuk Jumiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar