Jumat, 06 April 2012

Putra Papua, Ambisi Bawa Persebaya Juara

“Dimana kaki perpijak, disitu ku curahkan seluruh tenagaku”. Inilah komitmen kapten Persebaya 1927, Erol FX Iba. Sejumlah klub pernah ia bela, sebelum akhirnya hati dan tenaganya ia curahkan ke tim kebanggaan kota Pahlawan. Meski tidak ada darah Surabaya, tapi keinganan terbesar priaasal Jayapura Papua ini adalah membawa Persebaya meraih juara kompetisi Indonesia Premier League (IPL) musim ini.
JAUH dari keluarga, orangtua di Jayapura,  anak dan istri di Padang tak menghalangi Erol—sapaan karib Erol Iba—untuk terus berkarya di lapangan hijau. Meski kangen ingin bertemu dangan istri dan tiga buah hatinya, terpaksa ia pendam demi mencari sesuap nasi dan rizki untuk sang keluarga tercinta. “Saya jalani saja, ini suatu pekerjaan yang harus saya jalani.,” kata kapten tim Persebaya ini.
Ketiga buah hatinya saat ini tengah lucu- lucunya dan membutuhkan figur seorang ayah disampingnya. Anak pertama yang ia beri nama Rafael Benitho Eljo Iba berumur 7 tahun, anak kedua lahir 6 tahun  silam yang bernama Viciente Daniel Iba, sedangkan si bungsu Loenel Revand Iba masih berusia 3 tahun. Walau ia jarang mendapingi ketiga buah hati hasil pernikahannya dengan Lila Fitriyani, tapi ikatan batin antara anak dan orang tua begitu melekat.
Karena terlanjur cinta dengan sepakbola, Erol berharap tiga buah hatinya itu bisa mengikuti jejaknya sebagai pahlawan lewat lapangan hijau. “Saya senang meski saya jarang bersama anak tapi anak saya itu justru lebih dekat dengan saya. Itu ikatan batin antara anak saya dan saya, kami sama kangen,” kata Erol yang selalu menyempatkan menengok keluarganya setiap ada libur.
Meski ia mengaku sangat miris melihat keadaan persepakbolaan di tanah air tercinta ini dengan kekisruhan para pengurus yang membawa dampak negatif pada kinerja tim nasional, sebagai pemain senior, Erol hanya ingin berpesan pada diri sendiri dan rekan- rekan sesama pemain sepakbola bahwa tetaplah berjuang, jangan ragu menjadi pemain bola, tetap percaya suatu saat hasilnya akan didapat.
Di tengah kegalauan hatinya soal sepakbola tanah air, ia tetap mengambil sisi positifnya. Ia bersyukur karena hak dan kewajibannya selama ini termasuk saat membela Bajul Ijo selalu terpenuhi. Sebab, dari bermain sepakbola itulah ia bisa memberikan nafkah pada keluarganya. Sebagai mantan pemain tim nasional merah putih, ia sangat berharap ada matahari yang bisa menerangi persepakbolaan Indonesia yang sedang gelap ini.
“Kekisruhan para petinggi sudah membawa dampak negatif pada timnas, semoga ini cepat selesai. Tapi saya tetap bersukur karena gaji kita sebagai pemain tidak terganggu, meski kadang- kadang terlambat,”kata pria yang masuk islam tahun 2002 silam ini. Setelah menjadi mualaf nama "FX" pun dihilangkan sehingga namanya menjadi "Erol Iba".
Sebelum ia berlabuh ke Persebaya, tim- tim besar di Indonesia pernah merasakan kulitas dari seorang Erol di antaranya Semen Padang, PSPS Pekanbaru,  Arema Malang, Persik Kediri, Pelita Jaya, dan tim tempat kelahirannya Persipura Jayapura. Berpindah dari tim satu ke tim yang lain tidak hanya dibutuhkan kinerja maksimal di lapangan, tapi juga harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan, dan adat tempat berbijak.
Termasuk di tim kebanggaannya Persebaya, lanjutnya, yang penting terus kerja keras dan sikap disiplin sebagai kunci, maka sukses akan mengikuti. “Kita harus mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tim yang kita bela. Saya berkomitmen akan terus mencurahkan kemampuan saya terhadap tim yang saya. Termasuk saat ini saya membela Persebaya, keinginan terbesar saya saat ini adalah membawa tim ini juara,” kata babak gtiga anak ini.
Dengan kekuatan para muda yang dimiliki persebaya saat ini, ia begitu yakin tenaga, semangat, kerjasama rekannya bisa membawa tim kebanggan bonek ini bisa menjadi tim terbaik. “Tim ini banyak dihuni pemain muda, semoga semangat dan tenaga kita semua bisa memenuhi target tim. Dengan rata- rata pemain muda, ini sangat baik untuk masa depan Persebaya,” kata suami Lila Fitritriyani.-Djamaluddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar