Jumat, 06 April 2012

Cholid: Pemkot Jadikan Persebaya Sapi Perah

Sebagai klub yang membawa nama baik Surabaya, Persebaya merasa tidak mendapat support dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Bahkan, menurut Direktur Utama PT Persebaya Indonesia, Cholid Goromah, Pemkot justru menjadikan Bajul Ijo sebagai 'sapi perah'.

Cholid menyebut, sebagai klub yang membawa nama Persebaya, Bajul Ijo berkontribusi banyak ke kantong Pemkot. Salah satunya dari biaya sewa lapangan dan pajak. Cholid menuturkan, untuk Stadion Gelora 10 Nopember, biaya sewa sekali pertandingan sebesar Rp 12 juta. Sedangkan Rp 750 ribu harus dibayar jika digunakan untuk latihan.

"Pajak normal, sewa stadion normal. Justru Pemkot mendapat untung dari Persebaya," kata Cholid. Menurut Ketua Pengcab PSSI Surabaya ini, jumlah yang sama juga berlaku pada Tim Divisi II, Surabaya Muda. "Padahal ini tim amatir. Penonton juga sedikit," imbuh Cholid.

Biaya lebih besar akan dikeluarkan Persebaya jika bertanding di Gelora Bung Tomo. Untuk sekali pakai, manajemen Bajul Ijo harus merogoh kocek sebesar kurang lebih Rp 30 juta. Itu belum termasuk biaya pajak yang menurut Cholid mencapai lebih dari Rp 100 juta.

"Kalau kita di Bung Tomo, uang yang masuk ke Pemkot sampai Rp 200 juta lebih," lanjut mantan asisten manajer Persebaya ini, Rabu (4/4/2012).

Besarnya pajak sekaligus sewa stadion inilah yang dikeluhkan oleh Cholid. Ia menjelaskan, meski Persebaya sudah jadi tim profesional, namun kondisi riilnya, tim kebanggan Bonek belum sepenuhnya mandiri dan surplus. Sebab Persebaya baru mendeklarasikan diri sebagai tim profesional sejak akhir 2010 lalu.

"Saat ini sepakbola kita masih tahapan untuk mandiri, kalau sudah surplus, silahkan. Lagi pula Persebaya ini membawa nama Surabaya," tutur Cholid.

Kondisi ini, menurut Cholid, jauh berbeda saat Surabaya dipimpin Walikota Poernomo Kasidi. Kala itu, Pemkot memberikan diskon 50 persen untuk sewa lapangan dan pajak. Sedangkan di luar negeri, pemerintah daerah juga memberi bantuan untuk infrastruktur.

"Kalau di sini, pemerintahnya mau nama saja, tidak mau membantu. Kalau masa kampanye, semua pada mejeng, cari perhatian," pungkas Cholid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar