Selain memikirkan dualisme kompetisi, PSSI juga mencari cara untuk
menyelesaikan dualisme klub yang tengah terjadi. Saat ini, terdapat
empat klub yang muncul menjadi dua, di antaranya Arema Indonesia,
Persija Jakarta, Persebaya Surabaya dan PSMS Medan.Keempat klub
tersebut berlaga di dua kompetisi berbeda, yakni Indonesia Super League
(ISL) dan Indonesia Premier League (IPL). Menurut Ketua Komisi Disiplin
(Komdis) PSSI Bernhard Limbong, pihaknya memiliki cara jitu untuk
menyudahi dualisme klub tersebut.
Salah satunya, yaitu mengadu dua
klub itu di lapangan hijau. Misalnya saja, Arema Indonesia versi ISL
disuruh melawan Arema versi IPL. Kemudian, kata Limbong, yang menjadi
pemenang akan dinyatakan sebagai klub yang sah di mata PSSI. “Diadu saja
untuk menyelesaikan dualisme klub. Bagi pemenang akan menjadi klub yang
sah,” kata Limbong di Jakarta, Kamis (26/4).
Supaya tidak ada
kecurangan, pihaknya siap mendatangkan perangkat pertandingan dari
mancanegara. Hal itu dilakukan supaya tidak ada main mata atau
pengaturan skor oleh pihak yang berkepentingan. “Biar berjalan fair
play, kami siap datangkan wasit dari luar negeri,” ujarnya.
Apabila
usulan itu ditolak klub, maka tawaran yang disampaikan PSSI adalah
menyelesaikan kasus dualisme ke ranah hukum. Menurut Limbong, apabila
belum ada putusan tetap dari pengadilan, maka kedua klub dilarang untuk
berkompetisi di liga.
“Itu usulan-usulan PSSI untuk klub yang ada
dua. Nanti akan disampaikan kepada mereka. Yang pasti, tawaran yang kami
ajukan ini bernilai positif demi persatuan klub dan suporter. Kalau
mereka tidak mau diadu untuk mencari pemenang, ya dibawa ke jalur hukum
saja. Kalau belum ada putusan inkrah kedua tim dilarang ikut
kompetisi,” tambahnya.
Menanggapi usulan PSSI itu, Arema Indonesia
versi ISL mengaku tidak berminat. Menurut Media Officer Arema
Sudarmadji, tawaran yang disampaikan Limbong itu sangat konyol. “Bagi
kami, itu tidak mungkin dan sangat sangat konyol. Kami tidak akan
mengikuti mereka karena Arema patuh pekada PSSI pimpinan La Nyalla,
bukan PSSI Djohar Arifin,” ungkap Sudarmadji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar